KONEKSI ANTAR
MATERI MODUL 3.1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN
SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN
OLEH:
TIONO - CGP ANGKATAN 7 SMPN 2 JATIREJO MOJOKERTO
PENGAJAR
PRAKTEK : Hj. ANIK ISTIQOMAH , M.Pd.
FASILITATOR
: SLAMET HARIONO. M.Pd.
EMAILS: tionosalsa@gmail.com
“Mengajarkan
anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama
adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what
counts is best).Bob Talbert. Berdasarkan kutipan tersebut sebagai seorang
pemimpin pembelajaran tidak hanya memberikan materi/konten pembelajaran atau alternatif
pemecahan masalah akan tetapi memberikan suatu pembelajaran untuk menentukan
yang terbaik sesuai dengan kodrat alam dan zaman dari berbagai alternatif
itulah yang terbaik bagi murid. Dan yang terpenting sebagai guru dalam mengajarkan anak tidak hanya ilmu
pengetahuan saja, tetapi ilmu itu merupakan proses yang sistematis dan
terencana yang bisa merasuk kedalam kalbu sianak, alam pikiran mereka, sehingga
berdampak pada perilaku dan karakter si anak yang beradab selain berilmu.
Pengambilan
keputusan dengan menentukan dari berbagai alternatif yang beraneka ragam
sebagai pemimpin pembelajaran selama ini tidaklah mudah, oleh sebab itu setelah
CGP mempelajari dari modul 1, modul 2 hingga modul 3.1 berikut ini kami uraikan
dalam tulisan bog ini dengan judul “KONEKSI ANTAR MATERI MODUL
3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI SEORANG
PEMIMPIN”
Berikut pemaparannya:
- Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap
Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai
seorang pemimpin?
Pratap Triloka yang
dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara ini meliputi 3 hal diantaranya:
a.
Ing ngarso sung tulado; yang artinya jika di
depan dapat memberikan teladan.
Sebagai seorang
guru sekaligus pemimpin pembelajaran dalam pengambilan
keputusan sebaiknya dapat dijadikan contoh atau suri tauladan bagi murid
dan teman sejawadnya, dengan memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal yang
di yakini.
b.
Ing madya mangun karsa; yang artinya jika di
tengah dapat memberikan ide,gagasan, inovasi
Sebagai seorang guru dan pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan bisa menjadi inspiratif bagi murid dan teman sejawat dalam mewujudkan tujuan penddidikan nasional. Tujuan Pendidikan Nasional terdapat dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
c.
Tutwuri Handayani; yang artinya dibelakang
bisa memberikan dorongan, motivasi, dan semangat.
Sebagai seorang
guru dan pemimpin pembelajaran di posisi belakang sebaiknya dalam pengambilan
keputusan mampu memberikan dorongan, motivasi, semangat yang nantinya murid dan
teman sejawat untuk melakukan keputusan yang yang ditaetapkan dengan berpijak
pada nilai-nilai kebajikan dan berpihak pada murid.
- Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita,
berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu
keputusan?
Sebagai seorang guru
dan pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan sebaiknya berpijak pada
nilai-nilai kebajikan universal yang sudah tertanam pada diri kita seperti
(rasa aman, nyaman, demokatis, gotong-royong, kejujuran ) dan juga pada
prinsip-prinsip pengambilan keputusan seperti (Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking),Berpikir Berbasis
Peraturan (Rule-Based Thinking) dan
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based
Thinking)
Nilai- nilai kebajikan itu bagaikan gunung es yang
diatas permukaan air laut yang nampak kecil akan tetapi sangat besar di dalam
otak bawah sadar kita. Oleh sebab itu dalam pengambilan keputusan sebaiknya
kita memupuk nilai nilai kebajikan universal tersebut sehingga setiap keputusan
kita terjiwai oleh nilai-nilai tersebut
- Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan
dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau
fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam
pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil?
Pengambilan keputusan
berkaitan dengan kegiatan coaching(bimbingan) dimana dalam proses pembelajaran
diharapkan murid (Cochee)mampu menemukan potensi dari diri sendiri dengan penuh
kesadaran timbul dorongan untuk melakukan sesautu pembelajaran dari potensi
yang dimiliki. Sedangkan Guru (Coach) diharapkan mampu menggali potensi murid
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mampu menggali potensi murid
dengan prinsip kemitraan dalam prose coaching. Dengan demikian keputusan yang
diambil timbul dari potensi diri murid dan murid mempunyai komitmen untuk
melaksanakan dengan kesadaran diri.
- Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan
menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan
suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Seorang guru dalam
mengahadapi dilema etika (benar vs benar) tentunya guru sebaiknya mampu atau
benar-benar bisa mengelola kondisi sosial emosional dirinya sendiri juga murid
atau rekan sejawatnya. Keputusan yang diambil dengan memperhatikan paradigma
dan prinsip -prinsip pengambilan keputusan sehingga keputusan tersebut tidak
bias akibat terpengaruh kondisi emosional tertentu.
- Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada
masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang
pendidik?
Sebagai seorang guru
atau pemimpin pembelajaran tentu saja pernah atau akan menghadapi situasi
dilema etika atau bujukan moral di lingkungan keluarga atau lingkungan
sekolah.Studi kasus dalam pembahasan modul ini (modul 3.1)memberikan
contoh-contoh yang mungkin pernah terjadi atau dialami oleh seorang guru.
Berdasarkan hal tersebut diharapkan guru dalam menghadapi situasi tersebut
tidak terjebak pada masalah yang sama dan
dapat bertindak secara bijak melalui prinsip, paradigma, dan langkah dalam
pengujian dan pengambilan keputusan.
- Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya
berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan
nyaman.
Suatu keputusan
sangat besar pengaruhnya terhadap progress suatu keluarga atau sekolah.
Keputusan yang tepat akan menciptakan lingkungan keluarga sekolah yang aman ,
nyaman , dan menumbuhkan lingkungan yang positif bagi penghuninya begitu juga
sebaliknya
- Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk
dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika
ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan-tantangan
dalam pengambilan keputusan barkaitan dengan kasus-kasus dilema etika
diantaranya:
a.
Waktu , Pengambilan keputusan itu
memerlukan waktu, namun terkadang ada situasi tertentu yang harus menuntut
segera dilakukan keputusan yang berkaitan dengan benar lawan benar
b.
Nilai-nilai yang sama sama
diyakini kebenarannya dan sudah tertanam lama di benah warga sekolah, hal ini
akan menimbulkan banyak pertentangan yang mungkin salah satu harus ada yang
dikorbankan
Setiap keputusan
yang diambil tentunya akan dapat merubah paradigma lingkungan kita, namun
diusahakan setiap keputusan dapat merubah paradigma lingkungan ke arah positif
- Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita
ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana
kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang
berbeda-beda?
Pengambilan keputusan
sebaiknya benar-benar yang bisa memerdekakan murid. Secara fakta memang murid
-murid itu berbeda-beda, akan tetapi seorang guru dalam memutuskan pembelajaran
harus berpihak pada murid dengan memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman.
Pembelajaran yang bisa guru terapkan diantaranya pembelajaran deferensiasi
yaitu pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan murid secara individual.
Pembelajaran deferensiasi (konten, proses, dan produk) ini paling tidak bisa
melayani kebutuhan setiap murid di kelas.
- Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam
mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan
murid-muridnya?
Pemimpin pembelajaran
dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid
muridnya, karena keputusan yang berpihak pada murid dengan memperhatikan
nilai-nilai kebajikan tentunya akan mempengaruhi pola pikir murid dalam
menghadapi tantangan selama hidupnya dari apa yang pernah dipelajari sebelumnya
dari seorang guru/pendidik. Guru yang dalam pengambilan keputusan pembelajaran
yang berpihak pada murid dengan memperhatikan nilai-nilai kebajikan, serta
kodrat alam dan zaman tentunya membekali pemahaman, pemikiran dan tauladan bagi
murid-muridnya.
- Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran
modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Pembelajaran yang
dapat kita tarik dari pembelajaran modul 3.1 Pengambilan keputusan berpijak
pada nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin dengan modul lainya
diantaranya:
a.
Kaitan dengan modul 1.1. Filosofi
Pendidikan Ki harjar Dewantara. Sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil
keputusan sebaiknya memperhatikan filoofi tersebut. Pemimpin sebaiknya bisa
menjadi Tauladan, prakarsa inspiratif dan motivator)
b.
Kaitan dengan modul 1.2
Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak. Sebagai Guru penggerak/pendidik dalam
pengambilan keputusan sebaiknya memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal
c.
Kaitan dengan modul 1.3 Visi dan
Misi Guru Penggerak. Seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan
pembelajaran juga harus memahami visi dan misi yang sudah disepakati oleh
lingkungan sekolah sehingga ada perubahan ke arah yang positif
d.
Kaitan dengan modul 1.4 Budaya
Positif. Seorang guru/pendidik dalam pengambilan keputusan sebaiknya dapat
menciptakan budaya positif di lingkungan sekolahnya. Dengan penerapan budaya
positif dengan melakukan penerapan segitiga restitusi dalam menghadapi masalah
disiplin disekolah diharapkan dapat menumbuhkan rasa dorongan dari murid dan
warga sekolah untuk menciptakan budaya positif.
e.
Kaitan dengan modul 2.1
Pembelajaran Berdiferensiasi. Sebagai seorang guru yang bertugas merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran, sebaiknya dalam mengambil
keputusan pembelajaran yaitu pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran
yang dapat memenuhi kebutuhan individu murid yaitu pembelajaran yang
berdiferensiasi baik konten ,proses, dan produk yang disesuaikan karakteristik
murid.
f.
Kaitan dengan modul 2.2.
Pembelajaran Sosial Emosional. Sebagai seorang Guru dalam pengambilan keputusan
pembelajaran juga sebaiknya bisa mengelola sosial emosionalnya sendiri dan juga
bisa menjadikan tauladan dan pembelajaran muridnya untuk bisa mengelola sosial
emosionalnya.
g.
Kaitan dengan modul 2.3 Coaching.
Sebagai seorang guru dalam pengambilan keputusan yang berpihak pada murid
sebaiknya bisa menerapkan proses coaching terhadap murid dan teman sejawat
khususnya dalam menghadapi masalah dilema etika. Dengan penerapan prinsip
relasi dalan coaching dan alut TIRTA dapat menghasilkan keputusan yang positif
dari berbagai pihak
- Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep
yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan
moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan,
dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang
menurut Anda di luar dugaan?
Delima Etika yaitu
suatu permasalahan dalam proses pengambilan keputusan antara benar melawan
benar, sehingga perlu dilakukan tindaklanjut dengan memperhatikan prinsip
pengambilan keputusan dan sembilan langkah. Sedangkan Bujukan Moral berkaitan
dengan permasalahan dalam pengambilan keputusan antara benar dan salah,
sehingga tidal perlu tindak lanjut.
Ke tiga prinsip
pengambilan keputusan yaitu Berpikir Berbasis
Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)Berpikir
Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based
Thinking)
Sembilan langkah pengambilan
keputusan :
a. Mengenali nilai-nilai yang
salin bertentangan
b. menentukan siapa yang
terlibat
c. Mengumpulkan fakta-fakta dan
data
d. Pengujian dalam pengambilan
keputusan (uji legal, uji regulasi/standart keprofesian, uji instuisi, uji
sosial media/publik, uji panutan/idola)
e. pengujian benar lawan benar
f. melakukan 3 prinsip
pengambilan keputusan
g. opsi Trilema
h. lihat lagi keputusan
/refleksikan
- Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda
menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral
dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di
modul ini?
CGP pernah menerapkan
pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi dilema moral yaitu saat
ada murid akan mengikuti studi lapangan tetapi murid ini orang tuannya tidak
mampu namun bersedia membayar dengan jangka waktu tertentu. Perbedaan yang CGP
alami setelah mempelajari modul ini yaitu adanya prinsip-prinsip pengambilan
keputusan dan opsi Trilema
- Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam
mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak setelah
memepelajari modul ini , CGP dapat memahami bahwa setiap keputusan itu tidak
ada benar salah akan tetapi seorang pemimpin sebaiknya berani mengambil keputusan dengan
memperhatikan prinsip,paradigma dan sembilan langkah pengambilan keputusan
serta menerima konsekuensi dari keputusan itu
- Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi
Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Mempelajari modul 3.1
Pengambilan Keputusan berbasis nilai-nilai Kebajikan sebagai pemimpin,
sangatlah penting , karena setiap manusia apalagi guru/pendidik yang setiap
saat menghadapi permasalahan yang harus diambil keputusan. Jika keputusan itu
dilakukan dengan memeperhatikan unsur, paradigma , prinsip, serta sembilan
langkah pengambilan keputusan, tentunya keputusan tersebut akan memiliki
manfaat yang lebih baik dimasa sekarang dan yang akan datan bagi diri dan
murid-murid.
Sekian terima kasih